SMA Kr. 2 binsus
tomohon
|
THE OTHER SIDE OF HEAVEN
|
|
Landasan Alkitab :
Matius 5: 13-16
|
Narator : Cerita ini diambil dari kisah
nyata seorang misionaris John H. Groberg yang berasal dari Amerika. Berawal
dari panggilan tugas untuk menjadi misionaris, John akhirnya memutuskan
melakukan pelayaran menuju luar Amerika di daerah kepulauan Pasifik Selatan tepatnya
di pulau Tonga pada tahun 50-an.
(Scene
1)
Disebuah pesta dansa
John : (melihat Jane) Jane, bisakah kita bicara
sebentar? Ada hal penting yang harus kusampaikan padamu.
Jane : (sedikit bingung) Ya tentu saja suamiku.
Berjalan keluar ruangan yang bising
Jane : ada apa John?
John : Hm, aku yakin kau tahu bahwa menjadi
misionaris merupakan mimpi terbesarku, dan kini kesempatan itu telah diberikan
Tuhan padaku Jane. Aku ditugaskan untuk melakukan pelayanan di salah satu pulau
terpencil yang bernama Tonga. Aku tahu ini berat baik untukku maupun untuk kita
Jane…. Tapi…
Jane : (menghentikan John) John, kau tahu bahwa
hal inilah yang membuatku ingin bersamamu. Dan kau juga tahu bahwa tak mungkin
aku dapat menghalangimu untuk melakukannya. Akupun akan ikut bersamamu John.
John : Tidak! Kau tidak akan mungkin bisa
menyesuaikan dengan keadaan yang masih begitu brutal disana Jane.. aku tidak
mau membahayakanmu..
Jane : Lalu apakah menurutmu aku bisa terus diam
disini sambil menunggu suamiku tanpa melakukan apa-apa?
John : Jane, aku paham perasaanmu tapi apa kau
lupa? Ini adalah tugas panggilanku yang pertama untuk dapat menyelamatkan umat
Tuhan yang tak bersalah karena ketidaktahuan mereka, percayalah padaku.
Yakinlah Tuhan tak mungkin meninggalkan hambanya berjalan sendiri, aku pasti
akan kembali untukmu.
Jane : (tertawa) baiklah,, Aku sangat mengerti..
(Scene
2)
Narator : Setelah melakukan pelayaran selama kurang lebih 1
minggu, akhirnya Ia tiba di Pulau Tonga.
Kekule : (yang merupakan perpanjangan tangan kepala
suku dan penerima pesan dari luar menyambut kedatangan John dan Jane) Apa kau
missioner yang diutus ke tempat kami?
John : Oh kau kekule? Organisasi telah
memberitahukan bahwa aku bisa menghubungimu saat aku tiba disini. Aku John.
Kekule : Selamat datang. Aku baru saja menerima surat
bahwa tim yang lain mengalami keterlambatan sehingga mereka akan tiba disini
kira-kira dalam waktu 2 bulan lagi. Oh ya, selama kau mempelajari bahasa Tonga,
aku akan membantumu berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Mari ikut
denganku, kepala suku telah menantimu.
(menuju
ke tempat kepala suku)
Narator : Saat ia mengitari jalan menuju ke
tempat kepala suku, sambutan masyarakat sekitar sangat mengejutkan. Awalnya,
penyambutan adat yang dikira John penuh kehormatan ternyata penuh penghinaan
dan ia mengira misinya akan gagal di sini. Masyarakat Tonga masih begitu brutal
dan tak berbudaya, mereka masih menggunakan adat perang untuk menyelesaikan
masalah yang ada dan tak jarang mereka masih mengonsumsi daging manusia. (Saat John lewat mereka menatapnya sangar
penuh kebengisan)
(Tiba
di tempat kepala suku)
(dalam
bahasa Tonga)
Kekule : Samoa, misionaris telah tiba. Namanya John.
Samoa : Bawa dia kehadapanku!
(John
masuk)
Samoa : (dalam bahasa yang tidak dimengerti)
John : (berbisik kepada kekule) apa yang
dikatakannya?
Kekule : Samoa berkata bahwa sebenarnya masyarakat
Tonga tidak memerlukan missioner seperti kau. Tetapi karena kau sudah disini
maka kau diharapkan untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Samoa.
John : (berbicara pada Samoa) Maaf sebelumnya
Samoa, tetapi melihat kondisi masyarakat Tonga saya rasa kedatangan saya sangat
diperlukan guna memperbarui apa yang tidak sesuai dengan firman Sang Pencipta.
(kekule
menerjemahkannya pada Samoa)
Samoa : (marah, berbicara dalam bahasa Tonga)
Kekule : (menyampaikan pada John) Samoa tidak ingin
kau ikut campur dalam pemerintahan yang ia jalankan disini, kau diperingatkan
untuk berhati-hati atau kau bisa saja kehilangan nyawa ditempat ini.
John : Hm, tolong sampaikan padanya bahwa aku
tidak bermaksud untuk ikut campur ataupun menganggu kedamaian tempat ini, aku
hanya datang dengan maksud baik untuk menjalin kekerabatan dengan masyarakat
Tonga.
(Kekule
menyampaikan pada Samoa)
Samoa : (dengan suara yang lebih tenang berbicara
kepada John)
Kekule : Samoa menerima maksudmu tapi tetap dalam pengawasan
katanya. Sekarang kamu akan saya antar ke tempat tinggalmu.
(mohon
pamit pada Samoa)
Sementara
itu……… (dalam bahasa Tonga)
Lahode : Hei, hei, apa kalian
sudah melihatnya?
Noba : Siapa??
Napu : Oooohh orang asing itu??
Husi : Sudah..sudah… Aneh
Noba : Yang tadi lewat itu yah?
Napu : Yaa Ampun! Ya iyaalaah
dodoool..
Lahode : hahahaha
sudah..sudah.. Katanya dia akan tinggal disini untuk waktu yang cukup lama..
Husi : Ngapain?
Lahode : Hm, tidak tahu
persisnya untuk apa tapi kalau tidak salah dia mau berteman katanya..
Napu : Berteman?! Nggak mungkin! Masa
orang kayak dia mau jadi teman kita??? Nggak level dong!
Noba : ih, sombong kamu Napu! Huh….
Mentang-mentang…
Napu : Mentang-mentang apa?? Hayo apa?
Apa?
Noba : gak jadi! :p
Napu : NOOOOBAAAAA!!
Lahode : eh sudah-sudah mending
sekarang kita mencari mangsa untuk makan malam..
Semua : ayo..ayo!
Narator : Setelah hari itu pun, banyak
hal-hal tidak menyenangkan dan peristiwa aneh yang menghampiri John. Ternyata
setelah melewati masa-masa keterkejutan budaya (Culture Shock,) ia sadar bahwa
penguasaan terhadap bahasa lokal diperlukan agar ia dapat diterima.. Kegigihan
dalam belajar ditunjukan oleh John dengan mendalami bahasa lokal di tepi pantai
selama berhari-hari, perjuangan ini membuat warga mulai bersimpati dengannya
dan rela menyediakan makanan untuknya yang siang malam belajar sendiri bahasa
Tonga. Setelah selesai belajar dia mencoba kemampuan bahasanya dengan semakin
intensif berinteraksi dengan penduduk local yang pada awalnya mengalami
penolakan luar biasa, namun John tak pernah menyerah, tidak hanya sebatas
berinteraksi tapi ia juga berusaha melakukan pengajaran-pengajaran baik
pemberitaan firman Tuhan maupun keahlian-keahlian lainnya.
Lahode : (mendatangi John)
John, dapatkah kau membantuku?
John : Apa yang dapat kulakukan
untukmu?
Lahode : Ayo ikut denganku.
(membawanya ke pondok kepala suku)
(Scene
3) (pondok kosong)
Saat
John memasuki pondok kosong itu..
(Lahode
merayu John untuk tidur dengannya)
Lahode : Aku sangat mencintaimu
John!
John : Tidak, itu tidak akan
mungkin.. Kau harus mengerti, aku tidak bisa bersamamu, isteriku sedang
menantiku disana, mana mungkin aku bersama wanita lain..
Lahode : Tapi.. (John pergi
meninggalkan Lahode)
Narator : Tanpa mengetahuinya, ternyata Noba
yang sedari lama telah memendam perasaan terhadap Lahode melihat kejadian itu
dari kejauhan, ia pun mulai membenci John yang dianggapnya telah merebut
perhatian Lahode..
(Saat
Sanana sedang memasak, tiba-tiba Lahode datang sambil menangis)
(Scene 4) (dapur)
Lahode : Ibu, kenapa seperti
ini?
Sanana : Ada apa putriku? Kenapa kau
menangis?
Lahode : aku sakit hati bu!
John tidak mau bersamaku!
Sanana : Apa?! Jadi kau sudah mengungkapkan
perasaanmu padanya?
Lahode : Iya bu.. Tapi ia
berkata bahwa ia tidak bisa bersamaku karena wanita lain..
Sanana : Berani-beraninya dia menolak
putri kepala suku Tonga! Akan ibu beritahukan ini pada ayah..
Lahode : tapi bu, aku tidak mau
ayah menyakitinya!
Sanana : Tenanglah ibu akan mengurusnya..
Narator : Setelah itu Sanana pun
menceritakan kejadian itu pada Samoa. Samoa yang marah mendengar hal itu pun
memanggil John untuk berhadapan dengannya.
(John
datang menghadap Samoa dan Sanana)
John : Ada apa Samoa dan Sanana memanggilku?
Sanana : Aku sebagai seorang ibu tidak menerima
perlakuanmu terhadap putriku!
John : Tetapi apa yang aku katakana pada Lahode
adalah benar Sanana. Aku memang tidak bisa bersama dengannya.
Samoa : cukup! Berani-beraninya kau menolak putriku
dengan cara seperti itu! Tidak ada seorangpun yang dapat memperlakukan putrid
kepala suku sepertiku, apalagi oleh seorang asing sepertimu…. (Tiba-tiba Samoa
kehilangan kesadaran)
Sanana : Samoa… Apa yang terjadi? Ayo bantu saya
mengangkatnya. Cepat! Cepat!
John : Sanana, tubuh Samoa sangat panas! Ia
mungkin terserang penyakit.
(Lahode dan teman-temannya datang)
Lahode : Ayah! Apa yang terjadi bu?
Sanana : Ibu juga tidak tahu. Tiba-tiba saja ayah
seperti ini.
Noba : Hah.. Pasti ini ulah orang asing ini!
John : Apa yang anda katakan?
Noba : Jelas saja! Sebelumnya Samoa tak pernah
terbaring lemah seperti ini bukan? Tapi sekarang mengapa tiba-tiba seperti ini
saat dia berada disini?! Pasti dia yang telah membuat Samoa jadi seperti ini
Sanana!
Kekule : Tunggu dulu.. Ini belum tentu seperti yang
dikatakan oleh Noba, John adalah orang yang baik.
Napu : Tapi masuk akal juga apa yang dikatakan
oleh Noba kan? Bisa saja dia yang menyebabkan semua ini!
Husi : Iya betul! Kita tidak bisa percaya begitu
saja pada orang asing ini!
John : Tapi kalian tahu kan bahwa aku datang ke
tempat ini untuk tugas pelayanan, tidak mungkin juga bahwa aku akan melakukan
hal sekejam ini pada Samoa.
Hushi : tidak mungkin! Kami tidak percaya!
Napu : Dasar kamu pembohong! Kamu telah menipu
kami semua.
John : Berilah aku kesempatan untuk
membuktikannya. Aku yakin, apa yang diderita Samoa ini dapat disembuhkan dengan
izin Tuhan.
Lahode : kita harus memberi kesempatan pada
orang asing ini untuk membuktikan apa yang dia katakana tadi dan mungkin saja
dia dapat menyembuhkan ayah.
John : sepertinya penyakit yang diderita Samoa
adalah penyakit Malaria.
Narator:
Setelah mendapat kesempatan dari Sanana untuk membuktikan perkataannya, John
pun mulai melakukan perawatan terhadap malaria yang diderita Samoa. Dengan
begitu telaten ia merawatnya. Selain itu, dia juga membaca Alkitab dan mengajak
penduduk Tonga untuk berdoa bersama untuk kesembuhan Samoa.
John : Saya akan membaca Alkitab. (Baca
Alkitab)… Mari kita berdoa
(Penduduk
Tonga ikut berdoa bersama-sama)
Selang
beberapa waktu kemudian, keadaan Samoa semakin berangsur pulih. Penduduk Tonga
juga sering datang untuk berdoa bersama-sama dengan John.
Napu : Sepertinya kita telah salah menilai orang
asing itu. Dia sepertinya orang baik-baik dan mempunyai tujuan yang baik untuk
datang kemari.
Hushi : Lihatlah, apa yang dia perbuat untuk kita
selama ini. Ada banyak perubahan yang dia lakukan.
Napu : (datang menghampiri John) lalu, apakah kita
harus menyembahmu? Atau memanggilmu dewa? Apa yang kamu inginkan?
John : Semua yang aku lakukan ini bukanlah atas
kehendakku sendiri, tapi ini semua datang dari Tuhan. Semua perubahan yang kita
lakukan bersama beserta kesembuhan Samoa adalah bentuk kasih sayang Tuhan.
Noba : Jadi, siapakah Tuhan itu? Apakah dia juga
akan datang kemari?
John : Tuhan itu ada di atas sana (sambil
menunjuk langit)
Noba : Mana? Kamu mau menipu kami lagi yah?
John : Tuhan berada jauh di atas sana. Di sorga
yang indah, dan hanya akan ditempati oleh orang-orang yang mau belajar
mengenalnya dan berusaha berbuat baik selama mereka hidup.
Kekule : oh, oleh sebab itukah kamu mau datang ke
tempat ini? Karena kami belum mengenal Tuhan?
John : iya, seperti itulah.
Sanana : Lalu apa yang harus kami lakukan selanjutnya?
John : Hiduplah dengan rukun antara yang satu
dengan yang lain, saling membantulah dalam mengerjakan hal yang baik dan jangan
berbohong apalagi memfitnah orang lain.
Noba : emmm, John.. ternyata kamu adalah orang
yang baik. Maafkan aku tentang masalah yang lalu. Aku menuduhmu telah membuat
Samoa jatuh sakit.
John : Sudahlah… Memang tak semua orang akan
langsung menerima kedatanganku, tapi pasti semuanya akan berlalu dan akan
menerima kedatanganku ini.
Hushi : Oh iya John! Tadi, saat matahari terbit aku
menemukan benda ini. Ada sebuah kapal yang datang mengantarkannya.
John : Surat? Sini, biar aku yang lihat.
(John
membaca surat dari Jane)
Sanana : Apa itu John?
John : surat dari istriku. Sebentar lagi aku
akan segera kembali ke Inggris.
Napu : Tapi John kenapa seperti ini? Kami pikir
kamu akan tinggal disini bersama kami.
John : Aku akan pergi, tapi mungkin suatu saat
aku akan datang kembali bersama istriku. Jangan pikirkan itu dulu, ayo kita
membuat sesuatu yang kalian butuhkan.
(Scene 5) (tepi pantai)
Narator: John dan penduduk Tonga
bekerja sama membangun tempat permandian dan membuat pondok untuk melakukan
kebaktian. Sementara para perempuan memasak masakan untuk mereka. Bukan hanya
itu, tapi ada banyak perubahan dan pelajaran yang diberikan.
(1 minggu kemudian)
Sanana : Apa kamu yakin akan pergi sekarang? Apakah
kamu tidak ingin tinggal?
Penduduk
Tonga : Iya, kami tidak ingin kamu
meninggalkan tempat ini!
John : Aku harus kembali untuk istriku, aku juga
akan melakukan berbagai pelayanan di tempat lain. Yaitu ketempat orang-orang
yang belum mengenal Tuhan, seperti kalian dulu.
Samoa : Semoga Tuhan memberkati pelayananmu.
John : Terima kasih Samoa. Terima kasih penduduk
Tonga.
Penduduk
Tonga: Terima kasih John.
Noba : Ayo, aku yang akan mengantarmu kembali.
John : Terima kasih penduduk Tonga, Tuhan
memberkati kalian semua! Sampai bertemu jika Tuhan mengizinkan.
(saling melambaikan tangan)
Narator : Kepulangan
John ke Amerika dengan membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat
Tonga mulai dari infrastruktur, fasilitas umum sampai pada moralitas penduduk
yang lebih baik. Sepulang dari Tonga, John kemudian melanjutkan tugas sebagai
minionaris dan kerap mengunjungi penduduk pulau Tonga.
Melalui cerita ini, marilah kita
menjadi garam dan terang dunia yang mau menempatkan diri kita dimana saja kita
diutus untuk menghadirkan perubahan di dalam Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar