Perkembangan Teori Evolusi
oleh
Gabriela Solang, Florence Umpel,
Eden Wagiu,
Clara Rumajar
XII IPA 1
SMA Kristen 2 Binsus Tomohon
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas terselesaikannya makalah biologi ini, dengan judul “Teori Evolusi
Serta Penolakannya” . Makalah ini disuusn sebagai tugas yang diberikan oleh
guru mata pelajaran Biologi untuk melengkapi tugas semester 2 kelas XII IPA.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu sehingga terselesainya makalah ini. Penulis juga
menyadari bahwa materi serta teknik dalam makalah ini masih memiliki beberapa
kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap kritik yang membangun sehingga
kita bisa saling melengkapi. Dan juga penulis mengharapkan agar makalah ini
bisa membantu pembaca untuk bisa mengetahui dan memahami tentang Teori Evolusi.
Tomohon, Januari 2014
Penulis
Daftar
Isi
Judul
Kata
Pengantar ……………………………………………………………………………… 1
Daftar
Isi …………………………………………………………………………………….. 2
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………….... 3
1.2. Rumusan Masalah …….……………………………………………………….. 3
1.3. Tujuan …………………………………………………………………………. 3
1.4. Manfaat Penulisan ……………………………………………………………... 3
BAB
II ISI
2.1. Asal Usul Kehidupan
…………………………………………………………. . 4
2.1.1.
Teori Abiogenesis (Generatio Spontanae) ……………………….. 4
2.1.2.
Teori Biogenesis …………………………………………………... 4
2.1.3
Teori Kosmozoa ………………………………………………….... 6
2.2.
Teori Evolusi ……………………………………………………………….... 6
2.3. Pengembangan
Teori Evolusi ……………………………………………….. 7
2.3.1.
Jean Baptise de Lamarck (1744-1829) …………………………... 7
2.3.2.
Charles Robert Darwin (1809-1882) …………………………...… 7
2.4. Teori yang Menentang
Evolusi ………………………………………………. 9
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan …………………………………………………………………. 11
3.2.
Saran ………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dari
zaman ke zaman manusia telah memperlajari berbagai macam pengetahuan alam.
Manusia mempelajari asal usul kehidupan dan memiliki pendapat yang berbeda
tentang apa yang dipelajari. Asal usul kehidupan dari setiap makhluk hidup
berbeda. Dalam hal ini terjadi evolusi. Evolusi dalam kajian biologi berarti
perubahan pada sifat-sifat suatu populasi organisme kepada suatu makhluk hidup
dan bervariasi. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan dari
generasi satu ke generasi berikut. Hal itu karena kombinasi tiga proses utama,
: variasi, reproduksi dan seleksi. Evolusi juga didorong oleh seleksi alam dan
hanyutan genetic. Dimana seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris. Ssedangkan hanyutan genetic merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat atau populasi.
Evolusi
merupakan prinsip yang paling berpengaruh dalam biologi. Oleh karena itu,
menjadi untaian tema yang akan dibahas.
Pada kesempatan ini, makalah yang kami susun adalah teori evolusi.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Darimanakah
asal usul kehidupan ?
2.
Apakah
evolusi itu ?
3.
Bagaimanakah
proses terjadinya evolusi ?
4.
Siapakah
yang mengembangkan teori evolusi ?
5.
Adakah
teori yang menentang teori evolusi ?
1.3
Tujuan
1.
Menjelaskan
darimana asal usul kehidupan!
2.
Menjelaskan
tentang teori dan proses adanya evolusi!
3.
Mengetahui
siapa yang mengembangkan teori evolusi!
4.
Menjelaskan
teori yang menentang teori evolusi!
1.4
Manfaat
Adapun manfaat dari
penelitian yaitu, :
1.
Kita
dapat mengetahui asal usul kehidupan, dan teori evolusi beserta proses
terjadinya evolusi.
2.
Kita
mengetahui pengembangan dan teori yang menentang teori evolusi.
BAB II
ISI
2.1. Asal Usul Kehidupan
2.1.1.
Teori Abiogenesis (Generatio Spontanae)
Teori
Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Orang
yang pertama kali mengemukakan teori ini adalah Aristoteles (384 – 322 SM).
Teori ini diperoleh dari pengamatan keadaan lingkungan disekitarnya. Misalnya
cacing berasal dari tanah atau ulat berasal dari daging, sehingga diambil kesimpulan
bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Namun, semakin banyak orang
mempelajari biologi maka orang mulai meragukan teori abiogenesis. Keraguan
tersebut berhasil diyakinkan oleh Anthony Van Leeuwenhoek pada abad ke-17.
Leeuwenhoek menemukan mikroskop yang dapat memperlihatkan mikroorganisme,
sperma, sel darah, dan mikroorganisme lainya.
2.1.2. Teori
Biogenesis
Teori
Biogenesis merupakan teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup yang ada sebelumnya. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian.
1. Percobaan
Francesco Redi
Pada
tahun 1668, seorang dokter italia yang bernama Francesco Redi melakukan
percobaan untuk menunjukan bahwa ulat tidak muncul dari daging yang membusuk
melainkan dari telur lalat. Pada percobaannya, Francesco Redi menggunakan 2
buah toples yang berisi daging. Toples pertama diisi daging dan ditutup dengan
rapat. Toples kedua diisi dengan daging dan di biarkan terbuka. Setelah
didiamkan beberapa hari, daging pada toples pertama tidak mengandung ulat.
Sebaliknya pada toples kedua dagingnya mengandung ulat. Dari percobaan tersebut
francesco redi menyimpulkan bahwa ulat yang terdapat pada toples kedua berasal
dari lalat. Lalat yang hinggap pada daging tersebut bertelur, dan telurnya
tersimpan dalam daging tersebut kemudian menetas dan menjadi ulat.
Hasil
percobaan ini tidak dapat diterima oleh para pendukung teori abiogenesis,
karena pada toples pertama yang tertutup rapat udara tidak dapat masuk,
sehingga kehidupan tidak dapat terjadi. Untuk membuktikan kebenaran teorinya,
maka Francesco Redi melakukan percobaan yang kedua. Pada percobaannya kali ini
daging diletakkan pada toples yang tidak ditutup dengan kain kasa sehigga udara
masih dapat masuk, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil dari percobaan tersebut
adalah daging membusuk dan pada daging terdapat beberapa ulat. Kesimpulan yang
diambl dari percobaan ini adalah bahwa ulat tidak berasal dari daging yang
membusuk melainkan dari lalat yang hinggap di kain kasa dan telurnya jatuh di
atas daging.
2. Percobaan Lazzaro
Spallanzani
Penelitian mengenai
biogenesis juga dilakukan oleh pendeta berkebangsaan Italy, Lazzaro Spallanzani
pada tahun 1765. Ia mencoba membuktikan bahwa mikroorganisme yang ditemukan
oleh Leeuwwenhoek tidak muncul dengan sendirinya. Spallanzani melakukan
percobaan dengan dua buah labu yang berisi air kaldu nutrien yang dipanaskan.
Labu pertama diisi air kaldu nutrien, yang dipanaskan hingga suhu mencapai 15°C
dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air nutrien, kemudian dipanaskan hingga
mendidih (100°C), dan disumbat dengan gabus. Sesudah itu kedua labu didinginkan
dan didiamkan selama satu minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu pertama
air kaldu sedangkan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan
tidak mengandung mikroorganisme. Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan
terbuka maka setelah beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau.
Dari percobaan
spallanzani ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas mikroorganisme pada labu
pertama menyebabkan air kaldu menjadi berbau. Mikroorganisme ini berasal dari
udara karena labu tidak tertutup. Pada labu kedua tidak terjadi perubahan pada
kaldu, karena mikroorganisme dari udara luar tidak dapat masuk.
3. Percobaan Louis
Pasteur
Penelitian
spallanzani disempurnakan oleh Louis Pasteur, seorang ahli biokimia dan
mikrobiologi dari perancis. Pasteur juga mendidihkan gelas labu berisi kaldu,
tetapi leher labu tidak di tutup rapat-rapat melainkan dibentuk seperti huruf S
atau leher angsa, sehingga ujungnya tetap terbuka (udara dapat masuk).
Labu berleher angsa
diisi dengan air kaldu nutrien, kemudian didihkan hingga steril. Setelah itu
labu didinginkan dan didiamkan. Setelah beberapa hari air kaldu dalam labu
leher angsa tetap jernih, meskipun udara dapat masuk kedalam tabung. Mikroorganisme
yang ada di udara tidak dapat mencapai air kaldu karena terjebak dalam leher
labu yang panjang. Tetapi jika labu berleher angsa ini dimiringkan, sehingga
iar kaldu bersentuhan dengan udara yang terperangkap dileher labu, maka
beberapa hari kemudian air kaldu menjadi keruh.
Percobaan ini
membuktikan bahwa mikroorganisme pada air kaldu berasal dari mikroorganisme
yang ada di udara,bukan berasal dari air kaldu
2.1.3. Teori Kosmozoa
Teori kosmozoa
mengatakan bahwa kehidupan berasal dari tempat lain di alam semesta, misalnya
dari meteor yang jatuh. beberapa meteor memang mengandung molekul-molekul
organik, namun datangnya molekul di meteor tersebut dari angkasa luar tidak
sama dengan datangnya kehidupan.
2.2. Teori Evolusi
Evolusi
adalah proses perubahan secara berangsur-angsur
(bertingkat) dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi
lebih kompleks/ rumit ataupun berubah menjadi bentuk yang lebih baik. Teori
Evolusi adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dari zaman
ke zaman dipelajari dalam suatu teori.
Terdapat dua macam evolusi :
-
Evolusi Progresif :
Evolusi yang menuju pada kemungkinan dapat bertahan hidup.
-
Evolusi Regresif
(retrogresif) : Evolusi yang menuju pada kemungkinan menjadi punah.
Teori evolusi itu sendiri adalah
perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta. Berikut teori dari para ilmuan
mengenai Evolusi makhluk hidup :
1.
Anaximander (500 SM)
Filsuf yunani ini sering disebut
sebagai evolusionis pertama. Anaximander memercayai bahwa manusia berevolusi
dari makhluk akuatik mirip ikan yang pindah ke darat.
2. Empedocles (495-435 SM)
Empedocles adalah seorang filsuf
yunani yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari limpur dan tumbuhan kemudian
berubah menjadi hewan. Menurut Ia, makhluk-makhluk pertama memiliki bentuk
seperti monster. Bentuk-bentuk ini berubah dan makhluk-makhluk yang memiliki
bentuk paling baik bertahan hidup. Pemikiran empedocles ini adalah bentuk dari
seleksi alam yang merupakan mekanisme penting dalam evolusi.
3. Georges louis leclarc de Buffon
(1707-1788)
Adalah naturalis pertama di era
modern yang mengembangkan konsep mengenai bentuk-bentuk kehidupan berevolusi.
4. Erasmus Darwin (1731-1802)
Ia menulis prosa berjudul Zoonomia
yang menentang teori evolusi versi Lamarck. Namun, tulisannya ini dianggap
kurang ilmiah. Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Darwin.
5.
Sir Charles Lyell (1797-1875)
Lyell adalh seorang ahli geologi
skotlandia yang berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses
bertahap dalam jangka waktu yang lama. Pendapatnya ini bertentangan dengan
pendapat kebanyakan pada waktu itu yang menganggap bumi masih berusia muda.
Lyell menerbitkan teorinya dalam buku Principles Of Geology. Hasil karyanya ini
memengaruhi pemikiran Charles Darwin dan Lyell menjadi salah satu pendukung
Darwin di kemudian hari.
6.
Thomas Robert Malthus (1786-1834)
Malthus
adalah ahli ekonomi Inggris dengan bukunya Essay
on the Principle of population yang intinya mengatakan tidak adanya
keseimbangan Antara penduduk dan bahan makanan.
7.
George Curvier (1769-1832)
Menyatakan
bahwa pada setiap masa diciptakan makhluk hidup yang berbeda. Teori ini disebut
Katastropisme.
2.3. Pengembangan Teori Evolusi
2.3.1.
Jean Baptise de Lamarck (1744-1829)
Lamarck
ialah seorang ahli biologi prancis yang menjelaskan evolusi berdasarkan suatu
gagasan bahwa perubahan pada suatu individu disebabkan oleh lingkungan dan
bersifat diturunkan; disebut teori Lamarckisme. Contoh klasik yang digunakan
untuk menggambarkan teori evolusi ini adalah jerapah memiliki leher yang
panjang karena kebiasaannya memakan daun-daun dari pohon.
Hipotesis
Lamarckdiformulasikan sebelum era biologi modern. Pada saat itu teori sel belum
dikenal, dan diperlukan satu abad lagi sebelum peran gen-gen dan kromosom
diketahui. Jadi tidaklah mengherankan bahwa suatu teori yang tidak dapat
dipertahankan dalam ilmu pengetahuan modern, diajukan pada waktu itu.
2.3.2. Charles Robert
Darwin (1809-1882)
Darwin
adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada tahun 1831, ia mengikuti
pelayaran HMS beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama pelayaran ini, Darwin
banyak mengumpulkan fosil, batuan, dan mengamati berbagai makhluk hidup yang ia
jumpai. Ketika Beagle merapat di kepulauan galapagos yang terpencil (1050 km
dari daratan utama Amerika Selatan).
Setelah
kembali ke inggris, Darwin kembali memikirkan ide-idenya tentang evolusi. Satu
hal yang mengganggunya adalah evolusi seharusnya terjadi dalam waktu yang lama,
ratusan ribu hingga jutaan tahun. Padahal pendapat yang populer di kalangan
ahli geologi saat itu adalah bumi ini baru berusia 6000 tahun. Darwin menemukan
jawabannya dalam buku karangan Charles Lyell, Principles of Geology. Berawal
dari pengamatannya tentang keberadaan dua jenis kura-kura raksasa yang memiliki
perbedaan morfologi akibat perbedaan habitat, Dawin kemudian memperoleh ide
tentang evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok pikirannya, yaitu:
a.
Makhluk
hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak ada dua
individu yang sama persisk dalam suatu spesies (kecuali kembar identik).
b.
Setiap
populasi cenderung betambah banyak, karena setiap makhluk hidup mampu
berkembang biak. Untuk berkembang biak perlu adanya makana yang cukup dan
jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak daripada yang dapat bertahan
hidup.
c.
Kenyataan
menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus.
d.
Individu-individu
berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan hidup.
e.
Sifat-sifat
yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat bertahan hidup dan
bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.
f.
Akibat
dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadap
lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam
akhirnya akan mengubah sifat dalam populasi, abhkan menghasilkan species baru.
Sebelum
Darwin mempublikasikan idenya tentang evolusi secara luas, ia menerima karangan
ilmiah dari Alfred Robert Wallace (1823-1913) yang melakukan penelitian di Malaya.
Tulisan Wallace tersebut sesuai dengan buah pikiran Darwin sehingga mereka
memutuskan untuk menerbitkan tulisan mereka bersama-sama pada tahun 1858. Buku
Darwin, The Original of Species, diterbitkan setahun setelah itu.
Buku darwin tersebut mengandung
dua teori utama. Pertama, spesies-spesies yang hidup sekarang ini berasal dari
spesies-spesies yang hidup di masa lalu. Kedua, seleksi alam merupakan penyebab
evolusi adaptif.
Dua teori utama darwin tersebut merupakan hasil observasi darwin sebagai
berikut.
- Observasi Ke-1.
setiap spesies memunyai kemampuan fertilisasi yang besar sehingga ukuran
populasi akan meningkat secara eksponensial bila setip individu yang dilahirkan
berhasil melakukan reproduksi
- Observasi Ke-2.
ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali untuk fluktuasi musiman
- Observasi Ke-3.
sumber daya alam terbatas
- Observasi Ke-4.
individu-individu suatu populasi sangat berfariasi dalam hal ciri-ciri tubuh,
namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
- Observasi Ke-5.
kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya.
2.4. a. Teori yang Menentang
Evolusi
Para pengkritik evolusi
seringkali menekankan bahwa evolusi "hanyalah sebuah teori", dengan
tujuan menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti, ataupun evolusi
itu adalah opini dan bukan fakta ataupun bukti. Hal ini mencerminkan
kesalahpahaman pada pengertian teori dalam konteks ilmiah:
yaitu pada percakapan sehari-hari teori adalah konjektur dan spekulasi, pada
ilmu pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun model yang dapat membuat
prediksi yang dapat diuji. Ketika evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk pada
penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya. Contoh
evolusi sebagai teori adalah sintesis modernseleksi alam Darwin dan pewarisan Mendel.
b. Penolakan
Terhadap Teori Evolusi Darwin
Istilah evolusi memang
telah banyak digunakan oleh berbagai cabang ilmu pengetahuan, apalagi bila
menggunakan definisi umum seperti yang digunakan Wildan Yatim bahwa “evolusi
artinya perubahan berangsur-angsur sesuai dengan perubahan zaman’, maka makna
evolusi menjadi sangat luas, padahal itu sudah diluar konteks teori evolusi
Darwin. Bahkan sering terjadi kesalahpahaman dimana tahapan-tahapan embriologis
seperti yang ditulis Wildan Yatim dipandang sebagai proses evolusi pada
manusia, padahal proses tersebut dalam biologi disebut sebagai proses
perkembangan biologis, bukan merupakan proses evolusi.
Dalam bidang geologi, buku The principle of Geology karya Charles Lyell (1830) yang banyak menginspirasi Darwin, mengungkapkan konsep tentang perubahan geologis. Dalam bidang fisika atau astronomi juga dikenal konsep evolusi alam semesta yang bermula dari peristiwa big-bang, kemudian menjadi benda-benda angkasa berupa planet, bintang, bulan, dsb. Demikian juga dalam bidang sosial ada konsep evolusi sosial-budaya. Konsep evolusi geologis, evolusi alam semesta dan evolusi sistem sosial-budaya bukan merupakan konsep yang dipermasalahkan baik oleh Harun Yahya maupun saya.
Dalam bidang geologi, buku The principle of Geology karya Charles Lyell (1830) yang banyak menginspirasi Darwin, mengungkapkan konsep tentang perubahan geologis. Dalam bidang fisika atau astronomi juga dikenal konsep evolusi alam semesta yang bermula dari peristiwa big-bang, kemudian menjadi benda-benda angkasa berupa planet, bintang, bulan, dsb. Demikian juga dalam bidang sosial ada konsep evolusi sosial-budaya. Konsep evolusi geologis, evolusi alam semesta dan evolusi sistem sosial-budaya bukan merupakan konsep yang dipermasalahkan baik oleh Harun Yahya maupun saya.
c. Beberapa dasar penolakan
Dalam konteks agama,
debat mengenai benar atau tidaknya teori ini memang sangat terkait dengan keyakinan
agama bahwa Tuhan adalah pencipta semua makhluk hidup di dunia ini, sementara
teori evolusi menyangkal terjadinya fenomena penciptaan tersebut dan
menggantikannya dengan suatu konsep evolusi. Perdebatan antara Bishop
Wilberforce dengan Thomas Huxley (yang menamakan dirinya sebagai “bulldog”nya
Darwin) tahun 1860 di Oxford merupakan perdebatan sengit yang pertama mengenai
teori ini.
Tahun 1860 terjadi
perdebatan antara Louis Agassiz (ilmuwan yang dianggap banyak berjasa dalam
membangun ilmu pengetahuan Amerika) yang menentang validitas dari argumentasi
Darwin dengan Asa Gray yang mencoba menemukan rekonsiliasi antara Darwinisme
dengan ajaran agama Kristen. Agassiz meyakini bahwa makhluk hidup (spesies)
diciptakan oleh Tuhan dan tidak berubah menjadi spesies lain. Menurutnya teori
Darwin hanya merupakan suatu conjecture atau dugaan belaka, tanpa dukungan
fakta, dan adanya tingkatan kemajuan bentuk hidup dari pengamatan fosil dari
suatu strata ke strata berikutnya menunjukkan adanya perencanaan dalam penciptaan
makhluk hidup dan bukan merupakan perubahan alami akibat adanya tekanan dari
lingkungan. Sementara itu Asa Gray berpandangan bahwa teori seleksi alam yang
diajukan Darwin merupakan instrumen Tuhan dalam penciptaan. Pandangan Gray ini
sendiri sebetulnya bertentangan dengan pandangan Darwin yang tidak mempercayai
adanya peran Tuhan dalam pembentukan makhluk hidup.
Sebenarnya Darwin sendiri
menyadari bahwa teori evolusinya itu sulit untuk dibuktikan. Dalam bab
Difficulties of the theory Darwin menulis: “ jika suatu spesies memang berasal
dari spesies lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak
melihat sejumlah besar bentuk transisi dimanapun? Mengapa alam tidak berada
dalam keadaan kacau balau, tetapi justru seperti kita lihat, spesies-spesies
hidup dengan bentuk sebaik-baiknya? Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk
peralihan dalam jumlah besar, tetapi mengapa kita tidak menemukan mereka
terkubur di kerak bumi dalam jumlah tidak terhitung? Dan pada daerah peralihan,
yang memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan
jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat? Telah lama kesulitan ini
sangat membingungkan saya”
d. Penolakan lebih lanjut di masyarakat
Di dalam masyarakat
Amerika sendiri sejak awal abad ke-20 terjadi perlawanan sengit terhadap
pengajaran teori evolusi di sekolah-sekolah. Tahun 1924 Komisi pendidikan
Carolina utara mengumumkan bahwa mereka tidak akan menggunakan buku-buku
pelajaran Biologi yang bertentangan dengan Genesis. Di Tennessee tahun 1925
legislatif, atas upaya para orang tua murid, melarang diajarkannya teori yang
menolak penciptaan makhluk hidup oleh Tuhan sebagaimana yang diajarkan oleh
Bible. Di Oklahoma juga telah dibuat aturan mengenai teks book (text book bill)
yang melarang setiap ‘konsepsi materialistik dari sejarah, yaitu teori evolusi
Darwin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam asal usul kehidupan
terdapat teor-teori seperti Teori
Abiogenesis (Generatio Spontanae), Teori
Biogenesis yang didukung oleh percobaan dari Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur dan Teori Kosmozoa.
Evolusi adalah proses perubahan secara
berangsur-angsur (bertingkat) yang terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman yanhg terbagi
atas dua yaitu progresif dan regresif. Teori evolusi itu sendiri adalah
perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta dari beberapa ilmuan. Pengembangan teori evolusi
pertama kali diajukan oleh Jean Baptise de Lamarck (1744-1829) ahli biologi
prancis yang menjelaskan evolusi terjadi karena adanya perubahan individu
sebagai mekanisme adaptasi terhadap lingkungan, dan perubahan ini diwariskan.
Dan teori kedua yang sampai saat ini digunakan ilah teori dari Charles Robert
Darwin (1809-1882) seorang
peminat ilmu alam dari inggris yang mengatakan bahwa evolusi terjadi karena
seleksi alam, individu yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang akan
bertahan hidup. Ada pula yang menentang teori evolusi, teori evolusi Darwin dan juga beberapa penolakan di masyarakat mengenai hal tersebut.
3.2 Saran
Melalui makalah ini
Penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan maksud dari evolusi dan ikut
berperan dalam menggali evolusi di muka bumi karena seperti yang kita tahu
bahwa evolusi adalah suatu hal yang belum jelas dan dapat di buktikan secara
langsung namun janganlah dijadikan sebuah momen untuk berperang dalam memikiran
karena akan menimbulkan perpecahan.
Daftar Pustaka
id.wikipedia.org/evolusi
www.pusatbiologi.com/Teori-teori Evolusi
danaranizar.blogspot.com
kreatifword.blogspot.com
http://teorievolusi.wordpress.com/pembahasan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar