Kamis, 13 Februari 2014

Essay "Lumba-Lumba Lebih Baik di Tempat Penangkaran Daripada di Habitat Asli" | Indonesia

Lumba-Lumba Lebih Baik di Tempat Penangkaran Daripada di Habitat Asli
by Florence Umpel
SMA Kristen 2 Binsus Tomohon-2014

Suatu pemandangan yang indah jika melihat lumba-lumba berenang di lautan bebas. Hewan ini salah satu mamalia yang cerdas. Sistem alamiah yang melengkapi tubuhnya sangat kompleks, membuat banyak teknologi terinspirasi dari hewan ini. Misalnya kulit lumba-lumba yang mampu memperkecil gesekan air sehingga lumba-lumba dapat berenang dengan hambatan air yang sedikit. Sehingga para perenang merancang baju renang mirip kulit lumba-lumba. Ada juga sebuah sistem yang digunakan unutk berkomunikasi dan menerima rangsang yang dinamakan sonar. Sistem ini membuat lumba-lumba bisa menghindar dari benda-benda asing yang ada di depan mereka sehingga menghindari benturan. Sistem itupun digunakan dalam pembuatan radar kapal selam.
Lumba-lumba hidup di laut dan sungai di seluruh dunia. Mereka adalah binatang menyusui. Lumba-lumba tergolong dalam kingdom Animalia, filum chordate, dengan kelas mammalia, ordonya cetacea, upaordo odontoceti, serta family Delphinidae. Ada 40 lebih jenis lumba-lumba.
Kecerdasan lumba-lumba membuat mereka bisa menolong manusia. Bahkan jika mereka sudah terlatih, lingkaran api bisa mereka terobos. Namun lumba-lumba liar belum bisa melakukan atraksi, lumba-lumba yang terlatih yang bisa melakukan banyak atraksi.
Kecerdasan ini bisa di manfaatkan dengan baik, namun ada juga yang menyalahgunakannya. Lumba-lumba yang seharusnya hidup di habitat mereka, tetapi sekarang banyak tempat penangkaran yang memelihara lumba-lumba dan memanfaatkannya untuk tujuan pariwisata.
Apakah kalian sudah pernah menonton sirkus lumba-lumba? Kalau aku ingin melihat atraksinya bukan di sirkus kolam yang menjebak hewan ini, melainkan akan lebih menarik dan menantang untuk melihat langsung aksinya di lautan lepas karena disitulah tempat asalnya. Lumba-lumba bukan berasal dari penangkaran melainkan dari laut lalu di tangkap oleh orang-orang yang hanya mementingkan kehidupan mereka.
Hewan cerdas ini dipaksa untuk masuk kedalam jala lalu di bawa ke tempat penangkaran, dilatih, lalu di jadikan hewan sirkus atau diperjual belikan untuk menghasilkan keuntungan yang besar bagi manusia.
Cara manusia yang akan menangkap hewan ini misalnya, jala dilepas melalui kapal-kapal nelayan, selanjutnya ada yang ditugaskan untuk memunculkan suara bising, sehingga lumba-lumba masuk ke perangkap mereka untuk digiring ke teluk. Kepekaan terhadap suara, sehingga mereka berenang secepat mungkin untuk menghindari kapal. Namun karena jala itu mereka kesusahan untuk berenang ke laut lepas. Selanjutnya masing-masing lumba-lumba di periksa satu persatu, di seret dan dipaksa masuk ke kolam penangkaran untuk menjadi hewan sirkus.
Belum lagi jika pemindahan tempat dari laut ke penangkaran harus menggunakan pesawat. Tekanan yang tinggi dari pesawat bisa mengakibatkan kematian bagi lumba-lumba, karena lumba-lumba memiliki pendengaran yang jauh dari pendengaran manusia. Lumba-lumba akan stress jika mengalami tekanan tinggi suara.
Ketika hewan lucu ini dikirim, mereka mengolesinya dengan mentega dan di bungkus dengan kain basa. Tujuannya untuk melembabkan tubuh mamalia pintar ini. Betapa kasihannya lumba-lumba jika diperlakukan seperti itu.
Lebih dari itu, jika lumba-lumba bisa selamat dari ketersiksaannya dalam proses pengiriman, lumba-lumba akan di pelihara di kolam. Tingkat lumba-lumba akan mengalami stress akan lebih besar ataupun terancam meninggal karena hal itu. Dalam kolam bisa terjadi infeksi bakteri, bahkan banyak suara yang mengganggu. Ataupun lumba-lumba yang biasa berenang hingga 40 mil perhari, namun sekarang di perkecil dengan ukuran kolam yang tidak lebih besar dari habitat aslinya. Hal itu menyebabkan keterbatasan untuk berenang dan memperkecil waktu kehidupan lumba-lumba. Bisanya hidup sampai 5 tahun, tapi jika di penangkaran bisa hanya 5 tahun.
Disayangkan jika hal itu terjadi, karena lumba-lumba akan terancam punah. Ric Barry O’Feldman yang lebih di kenal dengan nama Ric O’Barry yang adalah mantan pelatih lumba-lumba untuk film Hollywood mengatakan bahwa penangkaran bukan jawaban terbaik dari kelangsungan hidup lumba-lumba. “Anda harus melihat mereka (lumba-lumba) di alam untuk mengerti bahwa penangkaran bukanlah jawabannya.” Kata O’Baary dalam diskusi “Wildlife Protection Series – Dolphins.” Di Jakarta, Selasa (5/2).
Di lautan lepas, lumba-lumba berenang hingga berkilo-kilo meter, bersosialisasi dan menjelajah, namun dalam wadah sirkus ataupun taman hiburan, mereka akan menjadi stress dan berusia pendek, seperti yang sudah dijelaskan diatas. Fisik mereka akan rusak karena klorin membakar mata dan kulit mereka. Kondisinya akan lebih baik jika di habitat asli di bandingkan di kolam penangkaran, karena sistem kekebalan tubuhnya akan menurun. Bahkan untuk melakukan penelitian terhadap lumba-lumba bukan saat mereka berada di kolam, tapi data akan lebih valid jika dilakukan di alam bebas.
Kita harus menjadi pintar dan jangan menyalah artikan tampang lumba-lumba yang selalu tersenyum dan ceria karena tidak semua tampang yang ditunjukkan benar-benar apa yang mereka rasakan. Kecerdasan lumb-lumba membuat mereka bisa merasakan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Menurut Bossart et al. (2001) lumba-lumba laut Atlantik memiliki jumlah eritrosit 2,9-5,4 juta/mm3,
kadar hemoglobin 12,4-15,4g% dan nilai hematocrit 36,2-51%.  Jika dibandingkan dengan data itu, lumba-lumba di perairan Laut Jawa sebelum penangkaran masih berada di range yang sama. Setelah di taruh dalam penangkaran, lumba-lumba memiliki jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematocrit yang lebih tinggi jika dibandingakan dengan data itu.
Jika saja lumba-lumba bisa berbicara kepada manusia, pasti dia telah mengatakan betapa tersiksanya dia dengan perlakuan manusia yang hanya mementingkan kehidupan mereka. Kalaupun lumba-lumba harus berada di penangkaran itu karena mereka sedang sakit atau terluka, tapi setelah sembuh harus di lepaskan lagi ke laut.
Di kolam mereka hidup bertahun-tahun seperti halnya di penjara. Kebebasan mereka di tahan untuk beberapa waktu lamanya. Jika manusia kebebasannya di kekang, itu melanggar HAM dan kedaulatan Allah. Seharusnya lumba-lumba juga harus diberikan hak untuk hidup bebas, karena mereka juga hewan ciptaan Tuhan Allah.
Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi Lumba-lumba adalah Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan diikuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, dimana didalam lampirannya ditegaskan bahwa Lumba-lumba adalah mamalia laut yang dilindungi oleh Undang-undang.
Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No. S.297/IV-KKH/2013, tanggal 19 Juni 2013, tentang peningkatan pengelolaan Lumba-lumba yang intinya peragaan Lumba-lumba tidak dilakukan, sebatas hanya menjadi lembaran surat. Sirkus keliling Lumba-lumba tetap beroperasi di beberapa kota-kota besar dan bahkan meluncurkan program baru di penghujung tahun dengan bis keliling satwa Lumba-lumba ini harus segera disikapi.
Untuk melihat betapa hebatnya Allah lewat lumba-lumba lebih baik melihat itu secara alami di laut bebas, ketika mereka bersenang-senang dengan kawanan mereka atau manusia sendiri, hal itu akan lebih indah dan menyenangkan. Tak ada stress ataupun tekanan pada lumba-lumba. Kita pun akan terasa lebih terhibur dengan hal itu.
Mungkin para pembuat penangkaran lumba-lumba tetap pada pendapat mereka tentang lumba-lumba di tempat mereka daripada di lautan bebas. Hal itu karena sikap kemanusiaan mereka misalnya keegoisan mereka muncul. Padahal tidak seharusnya mereka ditempat yang tidak semestinya.
Jangan sampai hewan yang cerdas, baik, lucu dan unik ini dibiarkan stress terus menerus sehingga berusia pendek dan mengakibatkan kepunahan. Berhentilah untuk menjadikan lumba-lumba sebagai hewan sirkus. Keluarkan mereka dari kolam dan lepaskan ke tempat yang semestinya, agar raut muka mereka yang selalu ceria benar-benar menggambarkan keceriaan mereka. Dan berhentilah berprilaku seperti manusia yang tidak memiliki pengetahuan, dan akal budi.                                                                                                                                            

English Essay : "Dolphin better in Captivity than in Original Habitat"

A beautiful sight if you see dolphins swimming in the open sea. These animals one of clever mammals. Natural systems that complement the body are very complex, making a lot of technology inspired by this animal. For example, the skin of dolphins, this can reduce water friction so that the dolphins can swim with a little water resistance, so that the swimmer swimsuit designing like dolphin skin. There is also a system they are used for communicating and receiving excitatory called sonar. This system makes the dolphins to escape from foreign objects that are in front of them so as to avoid collision. And even then the system is used in the manufacture of submarine radar.
The dolphins live in the sea and rivers in the world. They are mammals. Dolphins belong to the kingdom Animalia, chordate phylum, class mammals, cetaceans his order, upaordo Odontoceti, and the family Delphinidae. There are over 40 types of dolphins.
The skill of Dolphin makes them able to help humans. Even if they have been trained, they can break through the fire circle. However, wild dolphins haven’t been able to do attractions, like trained dolphins.
This skill can be put to good use, but some are abusing. The dolphins are supposed to live in their habitat, but now many places that maintain captive dolphins and use it for tourism purposes.
Have you actually ever watched the dolphin circus? If I want to see the attraction in a circus instead of trapping an animal, it will be interesting and challenging to see immediate action on the high seas because that is where it came from. Dolphins aren't from the captivity but from sea, captured by people who are only concerned with their lives.
This clever animals are forced to enter into nets and taken into captivity, trained, and made ​​a circus animal or can be sold for the benefit of man.
How humans catch this animal, for example nets off in the ocean by fishermen, then they make sound noisier so the dolphins are caught in traps and will be brought to the beach. Because of Sensitivity to sound, so they swim so fast as possible to avoid the ship. The net make dolphin can’t swim out from the beach to the sea. Furthermore, one by one dolphin checked and dragged to the edge of the beach and forced into captivity to become an animal circus.
Not to mention if it is moved from the sea to captivity should use the aircraft. High pressure of air can result in death for dolphins, because dolphins have hearing much of human hearing. The dolphins will be stressed with the high pressure sound.
When these cute animals are sent, they put butter and wrapped in a wet cloth to dampen dolphin’s body. What the pity if dolphin treated as such.
Moreover, if the dolphins can survive from the delivery process, the dolphins will be kept in a pool. The rate of dolphins will get stress or be in danger of dying bigger. In the pool able to bacterial infection, even a lot of annoying noise. Or commonly dolphin swim up to 40 miles per day, but now minimized by the size of the pool is not greater than its natural habitat. It causes limitations to swim and cut down the dolphin’s life. Usually live up to 50 years, but if in captivity could be just 5 years.
Unfortunate if it happens the dolphins are threatened with extinction. Ric Barry O'Feldman better known by the name of Ric O'Barry, a former dolphin trainer for Hollywood films say that captivity isn’t the best answer from the survival of the dolphins. "You should see the dolphins in nature to understand that captivity isn't the answer" Said O'Baary in discussions "Wildlife Protection Series - Dolphins." In Jakarta, Tuesday (5/2).
In the open ocean, the dolphins swim up for kilometers, socialize and surf, but the container circus or amusement park; they will become stressed and short-lived, as already described above. They will be physically damaged by chlorine burns their eyes and skin. Conditions will be better if the original habitat in the pool compared captivity, because their immune systems will decline. Even to do research on dolphins when they are not in the pool, but the data would be more valid if done in the wild.
We have to be smart and don’t misrepresent the look of a dolphin that is always smiling and cheerful because not all look really shown what they are feeling. The skill of dolphin makes them able to feel something that isn’t in accordance with their wishes.


According to Bossart et al. (200 ) Atlantic ocean dolphins have million/mm3 red cell count from 2.9 to 5.4 , hemoglobin levels of 12.4 to 15.4 g % and hematocrit value of 36.2 to 51 %.
When compared with the data, the dolphin in the Java Sea before breeding was still in the same range. Having been placed in captivity, dolphins have a red cell count, hemoglobin concentration and hematocrit value higher if it is compared with the data.
If only dolphins could speak to a human, would he have said the tormenting him with the man who is only concerned with the treatment of their lives. Even if the dolphins should be in captivity because they are sick or injured, but after recovery should be at release again into the sea.
In the pool they lived like in the jail. Sometimes, their freedom is still on hold. If human freedom in the bridle, that violate human rights and the sovereignty of God. It should also dolphins should be given the right to live freely, because they are also God's creation of animals.
In Indonesia , laws protecting dolphins is Law No. 5 of 1990 on Conservation of Natural Resources and Ecosystems and followed by Government Regulation No. 7 of 1999 on the Preservation of Fauna and Flora , which in its attachment confirmed that Dolphin are marine mammals that are protected by the Act .
Decree of Directorate General of Forest Protection and Nature Conservation No. S.297/IV-KKH/2013, dated June 19, 2013, on enhancing the management of the core dolphin show is not performed, limited only be the letter sheet. Traveling circus dolphins remain in operation in several major cities and even launched a new program at the end of the bus traveling dolphin species should be immediately addressed.
To see how great God created dolphins through a better look at it naturally in the open sea, when they have fun with their herd or the man himself, it will be more beautiful and enjoyable. There is no stress or pressure on the dolphins. We will feel more comforted by it.
Perhaps the maker’s captive dolphins remain in their opinions about the dolphins in their place rather than in the open sea. It was because of their humanitarian attitude of selfishness for example they appear. Though they place should not undue.


Don’t let the animals are clever, kind, funny and unique left continuous stress so short-lived and lead to extinction. Stop to make a dolphin as circus animals. Remove them from the pool and release all the appropriate places, so that their faces were always cheerful cheerfulness really describe them. And stop behaving like a man who does not have knowledge of, and reason. 

Kamis, 06 Februari 2014

Perkembangan Teori Evolusi


Perkembangan Teori Evolusi
oleh
Gabriela Solang, Florence Umpel,
Eden Wagiu, Clara Rumajar
XII IPA 1
SMA Kristen 2 Binsus Tomohon



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah biologi ini, dengan judul “Teori Evolusi Serta Penolakannya” . Makalah ini disuusn sebagai tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran Biologi untuk melengkapi tugas semester 2 kelas XII IPA.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu sehingga terselesainya makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa materi serta teknik dalam makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap kritik yang membangun sehingga kita bisa saling melengkapi. Dan juga penulis mengharapkan agar makalah ini bisa membantu pembaca untuk bisa mengetahui dan memahami tentang Teori Evolusi.


Tomohon,    Januari 2014
Penulis




Daftar Isi


Judul
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi …………………………………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………….... 3
1.2. Rumusan Masalah …….……………………………………………………….. 3
1.3. Tujuan …………………………………………………………………………. 3
1.4. Manfaat Penulisan ……………………………………………………………... 3
BAB II ISI
            2.1. Asal Usul Kehidupan …………………………………………………………. . 4
                        2.1.1. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanae) ……………………….. 4
2.1.2. Teori Biogenesis …………………………………………………... 4
2.1.3 Teori Kosmozoa ………………………………………………….... 6
            2.2. Teori Evolusi ……………………………………………………………….... 6
2.3. Pengembangan Teori Evolusi ……………………………………………….. 7
2.3.1. Jean Baptise de Lamarck (1744-1829) …………………………... 7
2.3.2. Charles Robert Darwin (1809-1882) …………………………...… 7
2.4. Teori yang Menentang Evolusi ………………………………………………. 9
BAB III PENUTUP
            3.1. Kesimpulan …………………………………………………………………. 11
            3.2. Saran ………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Dari zaman ke zaman manusia telah memperlajari berbagai macam pengetahuan alam. Manusia mempelajari asal usul kehidupan dan memiliki pendapat yang berbeda tentang apa yang dipelajari. Asal usul kehidupan dari setiap makhluk hidup berbeda. Dalam hal ini terjadi evolusi. Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat suatu populasi organisme kepada suatu makhluk hidup dan bervariasi. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan dari generasi satu ke generasi berikut. Hal itu karena kombinasi tiga proses utama, : variasi, reproduksi dan seleksi. Evolusi juga didorong oleh seleksi alam dan hanyutan genetic. Dimana seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris. Ssedangkan hanyutan genetic merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat atau populasi.
Evolusi merupakan prinsip yang paling berpengaruh dalam biologi. Oleh karena itu, menjadi untaian tema yang  akan dibahas. Pada kesempatan ini, makalah yang kami susun adalah teori evolusi.        
1.2              Rumusan Masalah
1.      Darimanakah asal usul kehidupan ?
2.      Apakah evolusi itu ?
3.      Bagaimanakah proses terjadinya evolusi ?
4.      Siapakah yang mengembangkan teori evolusi ?
5.      Adakah teori yang menentang teori evolusi ?
1.3              Tujuan
1.      Menjelaskan darimana asal usul kehidupan!
2.      Menjelaskan tentang teori dan proses adanya evolusi!
3.      Mengetahui siapa yang mengembangkan teori evolusi!
4.      Menjelaskan teori yang menentang teori evolusi!
1.4              Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian yaitu, :
1.      Kita dapat mengetahui asal usul kehidupan, dan teori evolusi beserta proses terjadinya evolusi.
2.      Kita mengetahui pengembangan dan teori yang menentang teori evolusi.


BAB II
ISI
2.1.      Asal Usul Kehidupan
            2.1.1. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanae)
Teori Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Orang yang pertama kali mengemukakan teori ini adalah Aristoteles (384 – 322 SM). Teori ini diperoleh dari pengamatan keadaan lingkungan disekitarnya. Misalnya cacing berasal dari tanah atau ulat berasal dari daging, sehingga diambil kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Namun, semakin banyak orang mempelajari biologi maka orang mulai meragukan teori abiogenesis. Keraguan tersebut berhasil diyakinkan oleh Anthony Van Leeuwenhoek pada abad ke-17. Leeuwenhoek menemukan mikroskop yang dapat memperlihatkan mikroorganisme, sperma, sel darah, dan mikroorganisme lainya.
2.1.2. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis merupakan teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang ada sebelumnya. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian.
1. Percobaan Francesco Redi
Pada tahun 1668, seorang dokter italia yang bernama Francesco Redi melakukan percobaan untuk menunjukan bahwa ulat tidak muncul dari daging yang membusuk melainkan dari telur lalat. Pada percobaannya, Francesco Redi menggunakan 2 buah toples yang berisi daging. Toples pertama diisi daging dan ditutup dengan rapat. Toples kedua diisi dengan daging dan di biarkan terbuka. Setelah didiamkan beberapa hari, daging pada toples pertama tidak mengandung ulat. Sebaliknya pada toples kedua dagingnya mengandung ulat. Dari percobaan tersebut francesco redi menyimpulkan bahwa ulat yang terdapat pada toples kedua berasal dari lalat. Lalat yang hinggap pada daging tersebut bertelur, dan telurnya tersimpan dalam daging tersebut kemudian menetas dan menjadi ulat.
Hasil percobaan ini tidak dapat diterima oleh para pendukung teori abiogenesis, karena pada toples pertama yang tertutup rapat udara tidak dapat masuk, sehingga kehidupan tidak dapat terjadi. Untuk membuktikan kebenaran teorinya, maka Francesco Redi melakukan percobaan yang kedua. Pada percobaannya kali ini daging diletakkan pada toples yang tidak ditutup dengan kain kasa sehigga udara masih dapat masuk, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil dari percobaan tersebut adalah daging membusuk dan pada daging terdapat beberapa ulat. Kesimpulan yang diambl dari percobaan ini adalah bahwa ulat tidak berasal dari daging yang membusuk melainkan dari lalat yang hinggap di kain kasa dan telurnya jatuh di atas daging.
2. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Penelitian mengenai biogenesis juga dilakukan oleh pendeta berkebangsaan Italy, Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765. Ia mencoba membuktikan bahwa mikroorganisme yang ditemukan oleh Leeuwwenhoek tidak muncul dengan sendirinya. Spallanzani melakukan percobaan dengan dua buah labu yang berisi air kaldu nutrien yang dipanaskan. Labu pertama diisi air kaldu nutrien, yang dipanaskan hingga suhu mencapai 15°C dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air nutrien, kemudian dipanaskan hingga mendidih (100°C), dan disumbat dengan gabus. Sesudah itu kedua labu didinginkan dan didiamkan selama satu minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu pertama air kaldu sedangkan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung mikroorganisme. Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau.
Dari percobaan spallanzani ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas mikroorganisme pada labu pertama menyebabkan air kaldu menjadi berbau. Mikroorganisme ini berasal dari udara karena labu tidak tertutup. Pada labu kedua tidak terjadi perubahan pada kaldu, karena mikroorganisme dari udara luar tidak dapat masuk.
3. Percobaan Louis Pasteur
Penelitian spallanzani disempurnakan oleh Louis Pasteur, seorang ahli biokimia dan mikrobiologi dari perancis. Pasteur juga mendidihkan gelas labu berisi kaldu, tetapi leher labu tidak di tutup rapat-rapat melainkan dibentuk seperti huruf S atau leher angsa, sehingga ujungnya tetap terbuka (udara dapat masuk).
Labu berleher angsa diisi dengan air kaldu nutrien, kemudian didihkan hingga steril. Setelah itu labu didinginkan dan didiamkan. Setelah beberapa hari air kaldu dalam labu leher angsa tetap jernih, meskipun udara dapat masuk kedalam tabung. Mikroorganisme yang ada di udara tidak dapat mencapai air kaldu karena terjebak dalam leher labu yang panjang. Tetapi jika labu berleher angsa ini dimiringkan, sehingga iar kaldu bersentuhan dengan udara yang terperangkap dileher labu, maka beberapa hari kemudian air kaldu menjadi keruh.
Percobaan ini membuktikan bahwa mikroorganisme pada air kaldu berasal dari mikroorganisme yang ada di udara,bukan berasal dari air kaldu


2.1.3. Teori Kosmozoa
Teori kosmozoa mengatakan bahwa kehidupan berasal dari tempat lain di alam semesta, misalnya dari meteor yang jatuh. beberapa meteor memang mengandung molekul-molekul organik, namun datangnya molekul di meteor tersebut dari angkasa luar tidak sama dengan datangnya kehidupan.
2.2.      Teori Evolusi
Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun berubah menjadi bentuk yang lebih baik. Teori Evolusi adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman dipelajari dalam suatu teori.
            Terdapat dua macam evolusi :
-          Evolusi Progresif : Evolusi yang menuju pada kemungkinan dapat bertahan hidup.
-          Evolusi Regresif (retrogresif) : Evolusi yang menuju pada kemungkinan menjadi punah.
Teori evolusi itu sendiri adalah perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta. Berikut teori dari para ilmuan mengenai Evolusi makhluk hidup :
            1. Anaximander (500 SM)
Filsuf yunani ini sering disebut sebagai evolusionis pertama. Anaximander memercayai bahwa manusia berevolusi dari makhluk akuatik mirip ikan yang pindah ke darat.
2. Empedocles (495-435 SM)
Empedocles adalah seorang filsuf yunani yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari limpur dan tumbuhan kemudian berubah menjadi hewan. Menurut Ia, makhluk-makhluk pertama memiliki bentuk seperti monster. Bentuk-bentuk ini berubah dan makhluk-makhluk yang memiliki bentuk paling baik bertahan hidup. Pemikiran empedocles ini adalah bentuk dari seleksi alam yang merupakan mekanisme penting dalam evolusi.
3. Georges louis leclarc de Buffon (1707-1788)
Adalah naturalis pertama di era modern yang mengembangkan konsep mengenai bentuk-bentuk kehidupan berevolusi.
4. Erasmus Darwin (1731-1802)
Ia menulis prosa berjudul Zoonomia yang menentang teori evolusi versi Lamarck. Namun, tulisannya ini dianggap kurang ilmiah. Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Darwin.
5. Sir Charles Lyell (1797-1875)
Lyell adalh seorang ahli geologi skotlandia yang berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama. Pendapatnya ini bertentangan dengan pendapat kebanyakan pada waktu itu yang menganggap bumi masih berusia muda. Lyell menerbitkan teorinya dalam buku Principles Of Geology. Hasil karyanya ini memengaruhi pemikiran Charles Darwin dan Lyell menjadi salah satu pendukung Darwin di kemudian hari.
            6. Thomas Robert Malthus (1786-1834)
Malthus adalah ahli ekonomi Inggris dengan bukunya Essay on the Principle of population yang intinya mengatakan tidak adanya keseimbangan Antara penduduk dan bahan makanan.
            7. George Curvier (1769-1832)
Menyatakan bahwa pada setiap masa diciptakan makhluk hidup yang berbeda. Teori ini disebut Katastropisme.
2.3.      Pengembangan Teori Evolusi
            2.3.1. Jean Baptise de Lamarck (1744-1829)
Lamarck ialah seorang ahli biologi prancis yang menjelaskan evolusi berdasarkan suatu gagasan bahwa perubahan pada suatu individu disebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan; disebut teori Lamarckisme. Contoh klasik yang digunakan untuk menggambarkan teori evolusi ini adalah jerapah memiliki leher yang panjang karena kebiasaannya memakan daun-daun dari pohon.
Hipotesis Lamarckdiformulasikan sebelum era biologi modern. Pada saat itu teori sel belum dikenal, dan diperlukan satu abad lagi sebelum peran gen-gen dan kromosom diketahui. Jadi tidaklah mengherankan bahwa suatu teori yang tidak dapat dipertahankan dalam ilmu pengetahuan modern, diajukan pada waktu itu.
2.3.2. Charles Robert Darwin (1809-1882)
Darwin adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama pelayaran ini, Darwin banyak mengumpulkan fosil, batuan, dan mengamati berbagai makhluk hidup yang ia jumpai. Ketika Beagle merapat di kepulauan galapagos yang terpencil (1050 km dari daratan utama Amerika Selatan).
Setelah kembali ke inggris, Darwin kembali memikirkan ide-idenya tentang evolusi. Satu hal yang mengganggunya adalah evolusi seharusnya terjadi dalam waktu yang lama, ratusan ribu hingga jutaan tahun. Padahal pendapat yang populer di kalangan ahli geologi saat itu adalah bumi ini baru berusia 6000 tahun. Darwin menemukan jawabannya dalam buku karangan Charles Lyell, Principles of Geology. Berawal dari pengamatannya tentang keberadaan dua jenis kura-kura raksasa yang memiliki perbedaan morfologi akibat perbedaan habitat, Dawin kemudian memperoleh ide tentang evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok pikirannya, yaitu:
a.       Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak ada dua individu yang sama persisk dalam suatu spesies (kecuali kembar identik).
b.      Setiap populasi cenderung betambah banyak, karena setiap makhluk hidup mampu berkembang biak. Untuk berkembang biak perlu adanya makana yang cukup dan jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak daripada yang dapat bertahan hidup.
c.       Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus.
d.      Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan hidup.
e.       Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.
f.       Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadap lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam akhirnya akan mengubah sifat dalam populasi, abhkan menghasilkan species baru.
Sebelum Darwin mempublikasikan idenya tentang evolusi secara luas, ia menerima karangan ilmiah dari Alfred Robert Wallace (1823-1913) yang melakukan penelitian di Malaya. Tulisan Wallace tersebut sesuai dengan buah pikiran Darwin sehingga mereka memutuskan untuk menerbitkan tulisan mereka bersama-sama pada tahun 1858. Buku Darwin, The Original of Species, diterbitkan setahun setelah itu.
Buku darwin tersebut mengandung dua teori utama. Pertama, spesies-spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa lalu. Kedua, seleksi alam merupakan penyebab evolusi adaptif. Dua teori utama darwin tersebut merupakan hasil observasi darwin sebagai berikut.
- Observasi Ke-1. setiap spesies memunyai kemampuan fertilisasi yang besar sehingga ukuran populasi akan meningkat secara eksponensial bila setip individu yang dilahirkan berhasil melakukan reproduksi
- Observasi Ke-2. ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali untuk fluktuasi musiman
- Observasi Ke-3. sumber daya alam terbatas
- Observasi Ke-4. individu-individu suatu populasi sangat berfariasi dalam hal ciri-ciri tubuh, namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
- Observasi Ke-5. kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya.
2.4.      a.  Teori yang Menentang Evolusi
Para pengkritik evolusi seringkali menekankan bahwa evolusi "hanyalah sebuah teori", dengan tujuan menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti, ataupun evolusi itu adalah opini dan bukan fakta ataupun bukti. Hal ini mencerminkan kesalahpahaman pada pengertian teori dalam konteks ilmiah: yaitu pada percakapan sehari-hari teori adalah konjektur dan spekulasi, pada ilmu pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun model yang dapat membuat prediksi yang dapat diuji. Ketika evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk pada penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya. Contoh evolusi sebagai teori adalah sintesis modernseleksi alam Darwin dan pewarisan Mendel.
b.  Penolakan Terhadap Teori Evolusi Darwin
Istilah evolusi memang telah banyak digunakan oleh berbagai cabang ilmu pengetahuan, apalagi bila menggunakan definisi umum seperti yang digunakan Wildan Yatim bahwa “evolusi artinya perubahan berangsur-angsur sesuai dengan perubahan zaman’, maka makna evolusi menjadi sangat luas, padahal itu sudah diluar konteks teori evolusi Darwin. Bahkan sering terjadi kesalahpahaman dimana tahapan-tahapan embriologis seperti yang ditulis Wildan Yatim dipandang sebagai proses evolusi pada manusia, padahal proses tersebut dalam biologi disebut sebagai proses perkembangan biologis, bukan merupakan proses evolusi.
Dalam bidang geologi, buku The principle of Geology karya Charles Lyell (1830) yang banyak menginspirasi Darwin, mengungkapkan konsep tentang perubahan geologis. Dalam bidang fisika atau astronomi juga dikenal konsep evolusi alam semesta yang bermula dari peristiwa big-bang, kemudian menjadi benda-benda angkasa berupa planet, bintang, bulan, dsb. Demikian juga dalam bidang sosial ada konsep evolusi sosial-budaya. Konsep evolusi geologis, evolusi alam semesta dan evolusi sistem sosial-budaya bukan merupakan konsep yang dipermasalahkan baik oleh Harun Yahya maupun saya.
c.  Beberapa dasar penolakan
Dalam konteks agama, debat mengenai benar atau tidaknya teori ini memang sangat terkait dengan keyakinan agama bahwa Tuhan adalah pencipta semua makhluk hidup di dunia ini, sementara teori evolusi menyangkal terjadinya fenomena penciptaan tersebut dan menggantikannya dengan suatu konsep evolusi. Perdebatan antara Bishop Wilberforce dengan Thomas Huxley (yang menamakan dirinya sebagai “bulldog”nya Darwin) tahun 1860 di Oxford merupakan perdebatan sengit yang pertama mengenai teori ini.
Tahun 1860 terjadi perdebatan antara Louis Agassiz (ilmuwan yang dianggap banyak berjasa dalam membangun ilmu pengetahuan Amerika) yang menentang validitas dari argumentasi Darwin dengan Asa Gray yang mencoba menemukan rekonsiliasi antara Darwinisme dengan ajaran agama Kristen. Agassiz meyakini bahwa makhluk hidup (spesies) diciptakan oleh Tuhan dan tidak berubah menjadi spesies lain. Menurutnya teori Darwin hanya merupakan suatu conjecture atau dugaan belaka, tanpa dukungan fakta, dan adanya tingkatan kemajuan bentuk hidup dari pengamatan fosil dari suatu strata ke strata berikutnya menunjukkan adanya perencanaan dalam penciptaan makhluk hidup dan bukan merupakan perubahan alami akibat adanya tekanan dari lingkungan. Sementara itu Asa Gray berpandangan bahwa teori seleksi alam yang diajukan Darwin merupakan instrumen Tuhan dalam penciptaan. Pandangan Gray ini sendiri sebetulnya bertentangan dengan pandangan Darwin yang tidak mempercayai adanya peran Tuhan dalam pembentukan makhluk hidup.
Sebenarnya Darwin sendiri menyadari bahwa teori evolusinya itu sulit untuk dibuktikan. Dalam bab Difficulties of the theory Darwin menulis: “ jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi dimanapun? Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau balau, tetapi justru seperti kita lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya? Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar, tetapi mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah tidak terhitung? Dan pada daerah peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat? Telah lama kesulitan ini sangat membingungkan saya”
d.  Penolakan lebih lanjut di masyarakat
Di dalam masyarakat Amerika sendiri sejak awal abad ke-20 terjadi perlawanan sengit terhadap pengajaran teori evolusi di sekolah-sekolah. Tahun 1924 Komisi pendidikan Carolina utara mengumumkan bahwa mereka tidak akan menggunakan buku-buku pelajaran Biologi yang bertentangan dengan Genesis. Di Tennessee tahun 1925 legislatif, atas upaya para orang tua murid, melarang diajarkannya teori yang menolak penciptaan makhluk hidup oleh Tuhan sebagaimana yang diajarkan oleh Bible. Di Oklahoma juga telah dibuat aturan mengenai teks book (text book bill) yang melarang setiap ‘konsepsi materialistik dari sejarah, yaitu teori evolusi Darwin.
BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
                Dalam asal usul kehidupan terdapat teor-teori seperti Teori Abiogenesis (Generatio Spontanae), Teori Biogenesis yang didukung oleh percobaan dari Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur dan Teori Kosmozoa. Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) yang terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman yanhg terbagi atas dua yaitu progresif dan regresif. Teori evolusi itu sendiri adalah perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta dari beberapa ilmuan. Pengembangan teori evolusi pertama kali diajukan oleh Jean Baptise de Lamarck (1744-1829) ahli biologi prancis yang menjelaskan evolusi terjadi karena adanya perubahan individu sebagai mekanisme adaptasi terhadap lingkungan, dan perubahan ini diwariskan. Dan teori kedua yang sampai saat ini digunakan ilah teori dari Charles Robert Darwin (1809-1882) seorang peminat ilmu alam dari inggris yang mengatakan bahwa evolusi terjadi karena seleksi alam, individu yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang akan bertahan hidup. Ada pula yang menentang teori evolusi, teori evolusi Darwin dan juga beberapa penolakan di masyarakat mengenai hal tersebut.
3.2       Saran
Melalui makalah ini Penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan maksud dari evolusi dan ikut berperan dalam menggali evolusi di muka bumi karena seperti yang kita tahu bahwa evolusi adalah suatu hal yang belum jelas dan dapat di buktikan secara langsung namun janganlah dijadikan sebuah momen untuk berperang dalam memikiran karena akan menimbulkan perpecahan.    



Daftar Pustaka
id.wikipedia.org/evolusi
www.pusatbiologi.com/Teori-teori Evolusi
danaranizar.blogspot.com
kreatifword.blogspot.com
http://teorievolusi.wordpress.com/pembahasan/